Kamis, 01 November 2018


ETIKA VETERINER

Mengapa dokter hewan perlu etika ?
Etika adalah segala nilai yang baik dan yang buruk atau yang benar dan yang salah yang disepakati oleh sekumpulan orang/masyarakat yang memiliki kepentingan atau profesi yang sama. Pada Etika Veteriner (Veterinary Ethics) adalah membahas mengenai isu moral dalam hubungan ilmu kedokteran dengan hewan. Sebagai dokter hewan, maka hubungan antara klien, pasien, dokter hewan sejawat dan masyarakat selalu ada di dalam kehidupan sebagai dokter hewan. Etika pada dokter hewan yaitu disebut juga etika veteriner dibuat untuk memperbaiki keharmonisan bagi semua hubungan yang terkait dengan keprofesian dari dokter hewan itu sendiri. Adapun contoh dari etika veteriner yang dilakukan yaitu :
1. Berkenaan memperlakukan hewan (Animal Welfare).
2. Berhubungan dengan pekerjaan profesinya.
3. Berkenaan dengan mempromosikan peran profesi veteriner kepada masyarakat.
4. Dalam periklanan layanan profesi medvet.
5. Berkenaan pengobatan (terapeutika), penggunaan obat-obatan, penjualan obat-obatan maupun alat kesehatan.
6. Dalam berbagai jenis Layanan Praktisi Medik Veteriner.
7. Dalam membina hubungan professional sesama profesi veteriner.
Dokter hewan harus berusaha dengan sungguh – sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik Dokter Hewan dalam pekerjaan profesinya sehari – hari, demi untuk mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara. 
  
Contoh dari langkah-langkah dilema etik !
-          Penjelasan masalah
Adapun permasalahan yang dapat menimbulkan dilema etik salah satu contohnya adalah Adanya permasalahan dalam penanganan kasus Avian Influenza yang dikenal oleh masyarakat dengan sebutan kasus Flu Burung. Dimana pada suatu daerah pada peternakan unggasnya positif terinfeksi penyakit AI tersebut, namun pada peternakan unggas yang terdapat pada daerah tersebut juga ada yang belum terinfeksi AI. Pada prinsip epidemiologi pada kasus ini dapat dilakukannya eliminasi terhadap unggas-unggas yang positif terinfeksi AI untuk mengkontrol adanya distribusi penyakit tersebut lebih luas. Namun pada unggas-unggas yang belum terinfeksi atau tidak terexposure penyakit tersebut pada daerah sekitarnya juga dilakukan eliminasi.
Dalam kasus ini adanya dilema etik antara menyelamatkan masyarakat dengan cara eliminasi unggas seluruhnya antara unggas yang positif dan tidak positif terinfeksi AI di suatu daerah dan sekitaran daerah tersebut. Dimana yang disamping menyelamatkan kesehatan manusia, kita sebagai dokter hewan juga memerhatikan yang namanya Animal Welfare, Animal Welfare juga termasuk dalam kode etik seorang dokter hewan. Eliminasi yang dilakukan pada unggas yang positif memang wajar dilakukan untuk meminalisir kejadian meluas pada daerah lainnya, namun pro-kontra dalam eliminasi unggas yang benar-benar belum dan tidak terexposure oleh infeksi AI yang ada disekitaran daerah tersebut juga dieliminasi, jadi tidak adanya prinsip Animal Wefare terhadap unggas yang tidak terinfeksi tersebut namun tetap di eliminasi.
-          Menentukan apakah ada dilema etik ?
Berdasarkan kasus diatas bahwa adanya dilema etik antara menyelamatkan kesehatan manusia dengan prinsip Animal Wefare yang diterapkan sebagai dokter hewan pada unggas yang tidak terinfeksi tersebut namun tetap di eliminasi.
-          Mengidentifikasi dan urutkan nilai kunci dan prinsip
Berdasarkan kasus diatas sebagai dokter hewan yang utama dipahami yaitu kesehatan manusia juga termasuk dalam pengaplikasian dari keprofesian dokter hewan contohnya dalam Kesehatan Masyarakat Veteriner. Dimana dokter hewan juga ikut andil didalam kesejahteraan manusia. Karena banyak penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia ataupun sebaliknya (zoonosis).
-          Mengumpulkan informasi
Animal Welfare memang seharusnya diterapkan dalam keprofesian dokter hewan, namun apabila seperti kasus diatas yang mengancam kesehatan manusia, Animal Welfare dapat dinomorduakan, dikarenakan kita sebagai dokter hewan juga memperhatikan kesejahteraan manusia (Manusa Mriga Satwa Sewaka).
-          Meninjau kode etik yang berlaku
Dari dilema etik pada kasus diatas dokter hewan dapat mengacu dalam memprioritaskan kesejahteraan manusia, namun tidak terlepas juga dari Animal Welfare. Dari segi Animal Welfare, unggas yang tidak terinfeksi dapat diisolasikan dan perkandangannya di sanitasi dengan baik sehingga dapat meminimalisir kejadian penyakit. Menuju ke motto PDHI (Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia) yaitu “Manusa Mriga Satwa Sewaka” yang artinya kesejahteraan manusia melalui kesehatan hewan.
-          Menentukan pilihan
Menurut saya, yang menjadi pertimbangan utama adalah keinginan klien terhadap hewan peliharannya sendiri, karena mereka lah yang berhak menentukan apa yang ingin mereka lakukan terhadap unggas peternakannya, Tapi ada baiknya kita menyarankan hal yang terbaik, misalnya kita sebagai dokter hewan berkewajiban menjelaskan dampak – dampak apa saja yang akan terjadi apabila unggas tersebut terinfeksi dan mengancam kesehatan peternak itu sendiri.
-          Memilih tindakan
Dalam melakukan tindakan kita harus memilih mana pilihan yang bisa direalisasikan demi kesehatan manusia yang ruang lingkupnya sangat besar dan sebisa mungkin tidak atau meminimalisir kerugian peternakan tersebut.
-          Memasukan rencana ke dalam tindakan
Dalam melakukan tindakan kita juga harus meyakinkan bahwa hal tersebut adalah yang terbaik misalnya lebih mendahulukan kejiwaan dan kesejahteraan manusia dengan melalui kesehatan hewan.
-          Mengevaluasi hasil
Sebaiknya saat kita selesai melakukan eliminasi terhadap hewan yang positif terinfeksi AI dan perlakuan sanitasi yang baik pada peternakan, kita melakukan evalusi hasil kontribusi kita terhadap peternakan tersebut, dengan cara memberikan kuisioner atau survey lainnya
-          Menyerahkan kasus kepada tim peninjau etik atau dewan secara teratur untuk diperiksa
Apabila suatu kasus tidak dapat ditangani maka kita sebagai dokter hewan akan mengirimkan atau menyerahkan surat permohonan penegakan diagnosa ke kolega atau perhimpunan yang  dianggap lebih mampu mengatasi kasus tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar