ETIKA VETERINER
Mengapa
dokter hewan perlu etika ?
Etika adalah segala nilai yang baik dan yang buruk
atau yang benar dan yang salah yang disepakati oleh sekumpulan orang/masyarakat
yang memiliki kepentingan atau profesi yang sama. Pada Etika Veteriner
(Veterinary Ethics) adalah membahas mengenai isu moral dalam hubungan ilmu
kedokteran dengan hewan. Sebagai dokter hewan, maka hubungan antara klien,
pasien, dokter hewan sejawat dan masyarakat selalu ada di dalam kehidupan
sebagai dokter hewan. Etika pada dokter hewan yaitu disebut juga etika
veteriner dibuat untuk memperbaiki keharmonisan bagi semua hubungan yang
terkait dengan keprofesian dari dokter hewan itu sendiri. Adapun contoh dari etika
veteriner yang dilakukan yaitu :
1. Berkenaan memperlakukan hewan (Animal Welfare).
2. Berhubungan dengan pekerjaan profesinya.
3. Berkenaan dengan mempromosikan peran profesi
veteriner kepada masyarakat.
4. Dalam periklanan layanan profesi medvet.
5. Berkenaan pengobatan (terapeutika), penggunaan
obat-obatan, penjualan obat-obatan maupun alat kesehatan.
6. Dalam berbagai jenis Layanan Praktisi Medik
Veteriner.
7. Dalam membina hubungan professional sesama
profesi veteriner.
Dokter hewan harus berusaha dengan sungguh – sungguh
menghayati dan mengamalkan Kode Etik Dokter Hewan dalam pekerjaan profesinya
sehari – hari, demi untuk mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara.
Contoh dari langkah-langkah dilema
etik !
-
Penjelasan masalah
Adapun
permasalahan yang dapat menimbulkan dilema etik salah satu contohnya adalah Adanya
permasalahan dalam penanganan kasus Avian Influenza yang dikenal oleh
masyarakat dengan sebutan kasus Flu Burung. Dimana pada suatu daerah pada
peternakan unggasnya positif terinfeksi penyakit AI tersebut, namun pada
peternakan unggas yang terdapat pada daerah tersebut juga ada yang belum
terinfeksi AI. Pada prinsip epidemiologi pada kasus ini dapat dilakukannya
eliminasi terhadap unggas-unggas yang positif terinfeksi AI untuk mengkontrol
adanya distribusi penyakit tersebut lebih luas. Namun pada unggas-unggas yang
belum terinfeksi atau tidak terexposure penyakit tersebut pada daerah
sekitarnya juga dilakukan eliminasi.
Dalam
kasus ini adanya dilema etik antara menyelamatkan masyarakat dengan cara
eliminasi unggas seluruhnya antara unggas yang positif dan tidak positif
terinfeksi AI di suatu daerah dan sekitaran daerah tersebut. Dimana yang
disamping menyelamatkan kesehatan manusia, kita sebagai dokter hewan juga
memerhatikan yang namanya Animal Welfare, Animal Welfare juga termasuk dalam
kode etik seorang dokter hewan. Eliminasi yang dilakukan pada unggas yang
positif memang wajar dilakukan untuk meminalisir kejadian meluas pada daerah
lainnya, namun pro-kontra dalam eliminasi unggas yang benar-benar belum dan
tidak terexposure oleh infeksi AI yang ada disekitaran daerah tersebut juga
dieliminasi, jadi tidak adanya prinsip Animal Wefare terhadap unggas yang tidak
terinfeksi tersebut namun tetap di eliminasi.
-
Menentukan apakah ada dilema etik ?
Berdasarkan
kasus diatas bahwa adanya dilema etik antara menyelamatkan kesehatan manusia
dengan prinsip Animal Wefare yang diterapkan sebagai dokter hewan pada unggas
yang tidak terinfeksi tersebut namun tetap di eliminasi.
-
Mengidentifikasi dan urutkan nilai
kunci dan prinsip
Berdasarkan
kasus diatas sebagai dokter hewan yang utama dipahami yaitu kesehatan manusia
juga termasuk dalam pengaplikasian dari keprofesian dokter hewan contohnya
dalam Kesehatan Masyarakat Veteriner. Dimana dokter hewan juga ikut andil
didalam kesejahteraan manusia. Karena banyak penyakit yang ditularkan dari
hewan ke manusia ataupun sebaliknya (zoonosis).
-
Mengumpulkan informasi
Animal Welfare memang seharusnya
diterapkan dalam keprofesian dokter hewan, namun apabila seperti kasus diatas
yang mengancam kesehatan manusia, Animal Welfare dapat dinomorduakan,
dikarenakan kita sebagai dokter hewan juga memperhatikan kesejahteraan manusia
(Manusa Mriga Satwa Sewaka).
-
Meninjau kode etik yang berlaku
Dari
dilema etik pada kasus diatas dokter hewan dapat mengacu dalam memprioritaskan
kesejahteraan manusia, namun tidak terlepas juga dari Animal Welfare. Dari segi
Animal Welfare, unggas yang tidak terinfeksi dapat diisolasikan dan
perkandangannya di sanitasi dengan baik sehingga dapat meminimalisir kejadian
penyakit. Menuju ke motto PDHI (Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia) yaitu “Manusa Mriga Satwa Sewaka” yang artinya
kesejahteraan manusia melalui kesehatan hewan.
-
Menentukan pilihan
Menurut saya, yang menjadi pertimbangan utama
adalah keinginan klien terhadap hewan peliharannya sendiri, karena mereka lah
yang berhak menentukan apa yang ingin mereka lakukan terhadap unggas
peternakannya, Tapi ada baiknya kita menyarankan hal yang terbaik, misalnya
kita sebagai dokter hewan berkewajiban menjelaskan dampak – dampak apa saja
yang akan terjadi apabila unggas tersebut terinfeksi dan mengancam kesehatan
peternak itu sendiri.
-
Memilih tindakan
Dalam
melakukan tindakan kita harus memilih mana pilihan yang bisa direalisasikan
demi kesehatan manusia yang ruang lingkupnya sangat besar dan sebisa mungkin
tidak atau meminimalisir kerugian peternakan tersebut.
-
Memasukan rencana ke dalam tindakan
Dalam
melakukan tindakan kita juga harus meyakinkan bahwa hal tersebut adalah yang
terbaik misalnya lebih mendahulukan kejiwaan dan kesejahteraan manusia dengan
melalui kesehatan hewan.
-
Mengevaluasi hasil
Sebaiknya saat kita selesai
melakukan eliminasi terhadap hewan yang positif terinfeksi AI dan perlakuan
sanitasi yang baik pada peternakan, kita melakukan evalusi hasil kontribusi
kita terhadap peternakan tersebut, dengan cara memberikan kuisioner atau survey
lainnya
-
Menyerahkan kasus kepada tim peninjau etik atau
dewan secara teratur untuk diperiksa
Apabila suatu kasus tidak dapat ditangani maka
kita sebagai dokter hewan akan mengirimkan atau menyerahkan surat permohonan
penegakan diagnosa ke kolega atau perhimpunan yang dianggap lebih mampu mengatasi kasus
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar