Kamis, 02 Maret 2017

BEDAH ABSES PADA HEWAN

ABSES
Ketika tubuh terpapar oleh agen asing atau mengalami cedera, maka tubuh akan memperbaiki dirinya melalui reaksi yang melibatkan system imun dan peradangan. Radang dapat disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur protozoa dan lain-lain ataupun oleh agen non-mikroorganisme seperti bahan kimia, suhu ekstrim, trauma, incisi/pembedahan saat operasi dan sebagainya.Tanda-tanda umum radang meliputik alor, rubor, tumor, dolor, dan fungsio laesa. Radang merupakan reaksi lokal jaringan hidup terhadap jejas dengan cara memobilisasi semua bentuk pertahanan tubuh. Salah satu bentuk respon radang adalah abses.
Abses merupakan suatu kondisi dimana nanah mengumpul dan menggumpal di jaringan sebagai pertahanan tubuh terhadap benda asing. Ada dua jenis abses yaitu abses septik dan steril. Abses septik merupakan hasil infeksi bakteri. Sebagai tanggapan terhadap bakteri, sel-sel darah putih yang terinfeksi berkumpul di daerah tersebut dan mulai memproduksi bahan kimia yang disebut enzim yang menyerang bakteri dengan terlebih dahulu tanda dan kemudian mencernanya. Enzim ini membunuh bakteri dan menghancurkan mereka ke potongan-potongan kecil yang dapat berjalan di sistem peredaran darah sebelum menjadi dihilangkan dari tubuh. bahan kimia ini juga mencerna jaringan tubuh sehingga menghasilkan jaringan tebal, cairan-nanah kuning yang mengandung bakteri mati, jaringan tercerna, sel-sel darah putih, dan enzim.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan abses?
2. Apa tujuan dan manfaat pembedahan abses?
3. Bagaimana preoperasi abses?
4. Bagaimana teknik operasi abses?
5. Bagaimana perawatan pasca operasi abses?

DEFINISI ABSES
Abses adalah suatu penonjolan kulit terlokalisir dan di dalam rongganya terisi nanah atau penimbunan nanah yang terlokalisir di bawah kulit. Nanah timbul karena adanya infeksi sekunder oleh bakteri pyogenes yaitu : Streptococcus, Staphylococcus, E. Coli, Corynebacterium pyogenes, pseudomonas aeriginosa, dan Actinomyces bovis. Akibat infeksi sekunder, maka pada abses akan tampak tanda-tanda radang seperti kemerahan di tempat abses dan sekitarnya, bengkak dan panas jika dipalpasi, timbul rasa nyeri dan terdapat gangguan fungsi.

 INDIKASI ABSES
Penyebab terjadinya abses adalah antara lain:
 Adanya benda asing misalnya potongan kuku, jarum, duri, potongan tulang, dan ranting kering masuk ke dalam kulit.
 Luka operasi yang tidak steril karena terkontaminasi.
 Benang jahit nonabsorbable yang terlalu lama tertahan di dalam kulit.
 Salah suntik, letak suntikan maupun obat suntiknya, jarum suntik yang terlalu besar dan kurang steril.
 Penyakit infeksius, misalnya malleus pada kuda.
 Bekas perkelahian memperebutkan betina maupun wilayah.
 Pemasangan eartag yang tidak benar atau tidak steril.
 Dehorning tanduk yang salah yang menyebabkan luka dan trauma yang terjadi akibat berbenturan dengan sapi lainnya.

 PERSIAPAN PRE OPERASI ABSES
1. Persiapan operasi
Sebelum kita memulai operasi kita harus melakukan:
a. Mempersiapkan alat, bahan, dan obat.
Siapkan alat-alat bedah minor. Alat-alat tersebut disterilkan terlebih dahulu untuk menghindari kontaminasi dari alat ke daerah yang akan dioperasi.
Alat yang digunakan antara lain :
 Jas operasi
 Masker
 Gloves
 Alat bedah mayor
 Benang nonabsorbable
 Kapas
 Tampon
 Rivanol/alcohol 70 %
 Kain drapping
Obat yang digunakan antara lain:
 Antibiotic
 Vit.A
 Anastesi lokal (lidocain 2 %)
 Obat anti radang nonsteroid
b. Mempersiapkan ruang Operasi
Persiapan ruang operasi meliputi ruang operasi harus bersih, lantai dan meja operasi hendaknya dibersihkan dan didesinfeksi, ruang operasi hendaknya memiliki penerangan yang cukup.
c. Mempersiapkan Pasien
Dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Hewan diposisikan dan daerah yang akan dioperasi dibersihkan terlebih dahulu meliputi pencukuran rambut serta pemberian yodium tincture kemudian dipasangi kain drape.
6
d. Mempersiapkan Operator
Operator prosedur operasi, dapat memprediksi hal-hal yang akan terjadi selama operasi, dapat memperkirakan hasil operasi, mencuci tangan atau personal hygiene, serta harus siap fisik, mental, tenang dan terampil.
2. Premedikasi dan anestesi
Anestesi yang digunakan ialah anestesi lokal ataupun umum tergantung sulit tidaknya penanganan hewannya serta lokasi dan keparahan dari abses tersebut. Pada hewan kecil, premedikasi yang digunakanya yaitu Atropinsulfat 0,025% dengan dosis 0,04 mg/kg BB secarasubkutan. Untuk anestesi dapat dilakukan secara lokal (field block), regional dan anestesi umum. Umumnya anastesi yang digunakan kombinasi Xylazin 2% dosis 2 mg/kg BB dengan Ketamin HCL 10% dosis 15 mg/kg BB yang diberikan secara intramuskuler. Anastesi lokal dapat menggunakan lidokain dengan quantum statis yang dilakukan pada daerah sekitar abses.

 TEKNIK OPERASI ABSES
Operasi abses dilakukan bila absesnya sudah matang. Abses yang sudah matang ditandai dengan adanya tonjolan pada kulit, berdinding tipis, lunak, elastis, mengkilat, terdapat elevasi kulit, kadang-kadang bulunya rontok (pada abses), dan proses peradangan sudah berhenti. Bila dilakukan operasi pada abses yang sudah matang, proses kesembuhannya akan lebih cepat.
Daerah sekitar abses dilapisi dengan kain drape dan dicukur, dibersihkan dan didisinfeksi. Dilakukan anastesi local maupun anestesi umum. Insisi dilakukan pada bagian ventral abses, nanah dikeluarkan. Dilakukan “curettage” agar jaringan yang nekrosis dan sebagian jaringan yang sehat terambil agar terjadi luka-luka baru sehingga kesembuhan cepat terjadi. Lakukan debridement jaringan nekrotik dengan kuret atau kasa. Irigasi dengan rivanol dan bilas dengan H2O2. Cuci dengan antiseptik povidon iodine (betadin), chlorhexidin (savlon) maupun cairan antiseptik lainnya. Jika kemungkinan eksudat masih ada atau diperkirakan masih produktif sebaiknya dipasang drain (dengan penroos drain atau potongan karet hand scoon steril). Tetesi antibiotik dan dilanjutkan dengan kulit dijahit dengan benang non-absorable

PERAWATAN PASCA OPERASI ABSES
Luka insisi dibalut dengan perban dengan sebelumnya diberikan iodine. jahitan umumnya dibuka sekitar 1-2 minggu tergantung dari besarnya luka insisi. Bekas jahitan kering dan kembali normal sekitar 10-14 hari dan pada saat tersebut abses biasanya sembuh. Dilakukan pemberian antibiotika, antiradang dan vitamin A. digunakan antibiotic spectrum luas agar bakteri yang bersifat aerob dan nonaerob dapat dibunuh, contohnya amoxicillin, clindamimycin, trimetropim, untuk kucing menggunakan doxycyclin, anti radang digunakan anti radang nonsteroid seperti aspirin dan vitamin A untuk proses epitelisasi dan mempercepat kesembuhan atau perbaikan kulit.



DAFTAR PUSTAKA
Barakat, A.A., E. Afifi, M.O. Rokaia, A. Ghaffar dan S.M. Nashid. 1982. Juvenile subcutaneous abscessation of sheep caused by Streptococcus faecium. Rev. sci. tech. Off. int. Epiz., 1982, 1 (4), 1169-1176.
Kelmer, Efrat, Gal Kelmer, dan Marie E. Kerl. 2007. Diagnosis and successful treatment of a caudal lingual abscess in a geriatric dog. Can Vet J 2007;48:852–854
De Martino ,Luisa, Sandra Nizza, Claudio de Martinis, Valentina Foglia Manzillo, Valentina Iovane, Orlando Paciello1 dan Ugo Pagnini. 2012. Streptococcus constellatus-associated pyoderma in a dog. Journal of Medical Microbiology (2012), 61, 438–442
Santoro, D., Spaterna A., Mechelli L., dan Ciaramella P.. 2008. Cutaneous sterile pyogranuloma/granuloma syndrome in a dog. Can Vet J . 49:1204–1207
Sudisma, I.G.N., Putra Pemayun, I.G.A.G, Jaya Warditha, A.A.G., dan Gorda, I.W. 2006. Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Denpasar: Pelawa Sari Denpasar.
Thayer, Vicki. 2009. Cat Abscesses and Other Wounds. Winn Feline Foundation.