Sabtu, 12 Desember 2015

UROLITHIASIS OLEH CALCIUM OXALATE PADA ANJING

UROLITHIASIS OLEH CALCIUM OXALATE PADA ANJING
DEFINISI
            Urolithiasis dapat didefinisikan sebagai keadaan dimana terdapat mineralisasi makroskopik, yang disebut urolith yang terdapat didalam sistem  urinaria (Waltham Centre for Pet Nutrition 1999). urolith memiliki ukuran yang bermacam-macam, mulai dari partikel seperti pasir sampai berukuran lebih besar yang terlihat bila dilakukan radiografi. Urolith ini merupakan perwujudan polycrystalline yang terdiri dari satu atau lebih mineral. Urolith atau disebut juga bladder stone merupakan urolith yang terbentuk akibat supersaturasi di  urine dengan kandungan mineral-mineral tertentu.
           Kejadian terbentuknya urolith pada vesica  urinaria biasa terjadi pada hewan, terutama pada hewan domestik seperti anjing dan kucing. Urolith ini terbentuk di dalam vesica  urinaria dalam berbagai bentuk dan jumlah tergantung pada infeksi, pengaruh diet/konsumsi, dan genetik. Urolith dapat terbentuk pada bagian manapun dari traktus  urinari anjing dan kucing. Pada anjing, urolith dengan berbagai komposisi mineral juga telah ditemukan seperti struvite, calcium oxalate, calcium fosfat, uratecystine, silica, dan xanthine (Vogt 2002).
 Urolith ini membentuk nidus disekelilingnya, yang dapat terdiri dari leukosit, bakteri, dan matrix organik bercampur dengan kristal, atau hanya kristalnya saja. Nidus menyusun sekitar 10-20% dari total massa urolith. Hal ini memungkinkan nidus dibentuk dari berbagai tipe kristal daripada bagian lainnya, yang biasa dikenal sebagai epitaxial growth. Struvite dan calcium oxalate adalah yang paling banyak ditemukan pada kasus klinik (Buffington  2001). Pada berapa tahun belakangan ini kasus dari urolithiasis oleh calcium oxalate lebih banyak dari kasus  urolihiasis oleh struvite (Doreen M. Houston, Andrew E.P. Moore 2009).
Calcium oxalate urolith terbentuk dalam suasana  urine yang asam sampai netral. Studi epidemiologi menyatakan bahwa diet yang menghasilkan  urine dengan pH 5,8 – 6,3 berhubungan dengan adanya resiko pembentukan calcium oxalate di traktus  urinari (Kirk et al. 1995). Ada dua tipe yang biasanya terbentuk yaitu calcium oxalate monohidrat/whewellite (CaC2O4.H2O) dan calcium oxalate dihidrat/weddellite (CaC2O4.2H2O). Calcium oxalate urolith ini dapat berupa single atau multiple, dengan bentuk dihidrat biasanya berspikula dengan tepi yang bergerigi tajam sedangkan bentuk monohidrat cenderung halus, kecil, dan bundar (Chew et al. 2004).












Figure :  calcium oxalate uroliths, male dachshund, 7 years of age

PATOGENESA
 Urolith calcium oxalate yang paling sering ditemukan pada vesica urinaria dan jarang pada saluran kemih bagian atas, urolith tersebut lebih sering terjadi pada anjing yang berumur dewasa dan berkelamin jantan serta anjing yang memiliki ukuran tubuh yang kecil. Tetapi tidak menutup kemungkinan anjing yang memiliki tubuh yang besar tidak terkena urollithiasis. Ras anjing yang sering mengalami urolithiasis oleh calcium oxalate ini diantaranya Chihuahua, Miniature Schnauzers , Lhasa Apsos, Yorkshire Terriers, Bichon Frises, Dachshund, Shih Tzus, dan Miniature Poodle (Doreen M. Houston, Andrew E.P. Moore 2009).
Urolithiasis oleh calcium oxalate biasanya diikuti oleh infeksi saluran kemih (cystitis). Beberapa factor predisposisi terjadinya urolith calcium oxalate adalah hiperparatiroidisme, hyperadrenocorticism, hypervitaminosis D, dan paraneoplastic hiperkalsemia. Faktor utama yang mengatur kristalisasi mineral dan pembentukkan urolith adalah derajat saturasi  urine dengan mineral-mineral tertentu. Saturasi memberikan energi bebas untuk terbentuknya kristalisasi. Semakin tinggi derajat saturasinya, semakin besar kemungkinan terjadinya kristalisasi dan perkembangan kristal (Waltham Centre for Pet Nutrition 1999). Oversaturasi  urine dengan kristal merupakan faktor pembentukkan urolith tertinggi. Oversaturasi ini dapat disebabkan oleh peningkatan ekskresi kristal oleh ginjal, reabsorpsi air oleh tubuli renalis yang mengakibatkan perubahan konsentrasi dan pH  urine yang mempengaruhi kristalisasi.
Saturasi ditentukan oleh produk dari konsentrasi aktif yang terlarut dalam  urine, misalnya calcium dan oxalate, yang ditentukan dari konsentrasi absolut, interaksinya dengan substansi lain di  urine, efek dari pH  urine, dan keseluruhan kekuatan afinitas ion dari larutan. Solute activity atau yang dikenal sebagai jumlah yang bebas untuk bereaksi tidaklah sama dengan konsentrasi dari larutan karena ion-ion yang terdapat pada masing-masing individu dapat membentuk kompleks dengan substansi lain yang ada di larutan. Misalnya, calcium atau magnesium dapat membentuk kompleks dengan urate, sitrat, atau sulfat dan menyebabkan terbentuknya calcium oxalate atau struvite urolith.
Solubility product adalah konstanta termodinamik dan yang menentukan titik dimana larutan menjadi tersaturasi dengan mineral tertentu (Waltham Centre for Pet Nutrition 1999). Pembentukkan kristal secara spontan tidak mungkin terjadi didalam larutan dengan derajat saturasi rendah dan kristal yang timbul akan diperkirakan dapat berdisolusi. Hal ini telah didemonstrasikan pada struvite, walaupun kecepatan disolusi dari calcium oxalate sangat lambat.
Formation product biasanya ditentukan secara empiris dan bukanlah suatu konstanta (Waltham Centre for Pet Nutrition 1999). Larutan dengan derajat saturasi yang lebih tinggi daripada formation productnya akan berada dalam keadaan yang tidak stabil, supersaturasi yang labil,  dan menyebabkan kecenderungan terjadinya kristalisasi spontan yang homogen dengan kecenderungan pembentukkan kristal murni dari satu jenis mineral.
Diantara formation product dan solubility product, larutan akan berada dalam keadaan yang metastabil. Kristalisasi yang homogen tidak akan terjadi tetapi akan terjadi kristalisasi heterogen. Kristalisasi heterogen tidak hanya terdiri dari mineral saja, tetapi terdapat pula sel debris ataupun kristal tipe lain,  terutama ketika mendekati formation product maka terjadi agregasi kristal yang telah terbentuk dan terjadi perkembangan kristal yang lambat (Waltham Centre for Pet Nutrition 1999). 

TANDA KLINIS
Tanda urolithiasis oleh calcium oxalate sangat mirip dengan cystitis. Tanda-tanda yang paling umum pada anjing adalah hematuria (darah dalam urine) dan disuria (berusaha untuk buang air kecil). Hematuria terjadi karena urolith bergesekan dengan dinding vesica urinaria, iritasi dan merusak jaringan dan menyebabkan perdarahan. Disuria mungkin akibat dari peradangan dan pembengkakan pada dinding vesica urinaria atau uretra, dari kejang otot karena adanya urolith dari calcium oxalate tersebut.
Urolith-urolith besar dapat menyebabkan obstruksi intermiten atau parsial pada leher vesica urinaria, titik di mana vesica urinaria menempel uretra. Urolit- Urolith kecil dapat mengalir dengan  urine ke dalam uretra dan apabila tersangkut dapat mengakibatkan obstruksi. Jika obstruksi terjadi, vesica urinaria tidak dapat dikosongkan sepenuhnya dan anjing tidak akan mampu untuk buang air kecil sama sekali.

PENYEBAB
Calcium oxalate urolith lebih sering terbentuk pada hewan dengan kondisi hiperkalsemia (Houston et al. 2004). Penyakit-penyakit yang berperan yang menyebabkan hiperkalsemia seperti lymphomaprimary hyper-parathyroidism atau Cushing’s syndromedefective nephrocalcin, dan Addison’s disease. Faktor resiko lain yang dapat menginduksi terbentuknya calcium oxalate urolith adalah hiperkalsiuria, hiperoksaluria, hipositraturia, hipomagnesemia, asidosis, penurunan macromolecular inhibitors, volume  urine, vitamin D dan vitamin C, serta diet yang mengandung jumlah derivat asam oxalate yang tinggi seperti bayam, ubi, kacang-kacangan (Abdulahhi et al. 1984).
Dalam tubuh anjing dan kucing, vitamin C di metabolisme menjadi asam oxalate dan diekskresikan ke dalam  urine. Mengkonsumsi protein dalam jumlah yang berlebih juga dapat meningkatkan calcium dalam  urine dan  ekskresi oxalate. Kemudia diet Natrium harus dibatasi karena ekskresi natrium pada  urine adalah berkorelasi langsung dengan ekskresi calcium  urine, dimana peningkatan ekskresi satu menyebabkan peningkatan di ekskresi yang lain.
Penyakit ginjal berkaitan dengan adanya calcium oxalate urolith. Keadaan hiperoksaluria dapat menjelaskannya  hipotesis bahwa kelebihan oxalate dalam tubuh akan merusak tubuli ginjal. Tubuli ginjal yang rusak ini akan termineralisasi, lokasinya disebut Randall's Plaques, dan menjadi nidus bagi presipitasi calcium oxalate. Dengan peningkatan saturasi  urine, hiperoksaluria memungkinkan terjadinya presipitasi calcium. Sebagai akibatnya, calcium oxalate urolith dapat menyumbat ureter dan menyebabkan gagal ginjal.
Supersaturasi calcium dan oxalate dalam  urine merupakan syarat terbentuknya calcium oxalate. Kekurangan zat yang menghambat agregasi kristal akan menyebabkan interaksi yang lebih besar antara ion calcium dan oxalate. Sitrat merupakan zat penghambat agregasi calcium dengan oxalate (Chew et al.2004). Sitrat dapat membentuk kompleks yang soluble dengan oxalate. Defisiensi sitrat dapat disebabkan oleh adanya defek turunan atau akibat asidosis, yang meningkatkan penggunaan sitrat di tubuli ginjal (Elliot 2003).
Selain itu, sitrat mengurangi absorpsi oxalate di usus sehingga  urine yang diproduksi akan bersifat basa. Namun pH  urine tidaklah sepenting interaksi fisiko-kimia antara calcium dan oxalate didalam  urine. Walaupun demikian, pH  urine menggambarkan keseimbangan sistemik asam-basa. Anjing dengan  urine yang asam cenderung membentuk calcium oxalate urolit. Ini memungkinkan bahwa  urine yang asam adalah gambaran dari kompensasi terhadap asidifikasi kronis akibat diet.
Penyebab yang lain terjadinya calcium oxalate urolith adalah ketidakcermatan penggunaan diet disolusi untuk struvite. Diet disolusi untuk struvite membuat  urine menjadi asam, untuk meningkatkan kelarutan kristal struvite dalam  urine. Asiduria ini menaikkan mobilisasi karbonat dan fosfat dari tulang untuk menyeimbangkan ion hidrogen (H+). Mobilisasi calcium dari tulang secara bersamaan akan menyebabkan hiperkalsiuria. Sebagai tambahan, asidosis metabolis pada anjing berakibat pada terjadinya hipositraturia.
Tidak ada diet khusus untuk disolusi calcium oxalate. Komponen calcium tidak berubah terhadap diet disolusi. Maka dari itu sangat dianjurkan untuk melakukan tindakan operasi untuk membuang calcium oxalate urolith karena diet disolusi tidak memungkinkan (Chew et al. 2004) . Namun, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengubah komposisi diet untuk mengurangi resiko terbentuknya kembali calcium oxalate urolith. Kebanyakan calcium oxalate urolith dapat muncul kembali (Elliot 2003). Angka kejadian calcium oxalate yang muncul lagi pada anjing setelah di operasi berkisar antara 25-48% (Chew et al. 2004).
Sebenarnya penggunaan magnesium dapat digunakan untuk menangani kejadian calcium oxalate urolith tetapi hal ini tidak direkomendasikan karena dapat meningkatkan resiko terbentuknya struvite urolith. Berdasarkan pemahaman terhadap kecenderungan perkembangan calcium oxalate urolith maka perubahan diet dengan membatasi protein dan penggunaan alkalinizing dalam pakan direkomendasikan (Chew, DJ et al. 2004). Namun apakah calcium sebaiknya ditambahkan atau dibatasi dalam pakan masih membingungkan (Chew et al. 2004). Diet dengan calcium yang tinggi dapat berakibat pada sedikitnya jumlah calcium dan oxalate yang diserap. Namun bila jumlah calcium diturunkan maka tubuh akan menyeimbangkan jumlah calcium dengan mengambil calcium dari tulang.


DIAGNOSA
Pemeriksaan Fisik 
1. Palpasi abdominal :
Palpasi abdominal dilakukan untuk merasakan adanya urolith yang terdapat di dalam vesika urinaria. Palpasi dapat dilakukan dengan kedua tangan, dengan posisi tangan kanan dan kiri menekan bagian vesica urinaria, sampai ujung jari dari kedua tangan saling bersentuhan. Apabila anjing merasa kesakitan, kemungkinan terjadi obstruksi di vesica tersebut, dan jika terdapat urolith atau kalkuli maka akan terasa adanya benda asing yang keras di vesica urinaria. Palpasi abdominal, terutama di daerah vesica urinaria kadang-kadang terasa tebal dan kasar. Urolith yang cukup besar biasanya dapat dipalpasi, sedangkan urolith yang multiple biasanya dapat dikenali karena teraba kasar. Multipel urolith juga sering terdapat di sepanjang traktus urinearius.
2. Katetrisasi
Jika ada obstruksi pada urethra, vesica urinaria akan menggembung dan menimbulkan rasa sakit (dinding vesika urinaria jarang robek, tetapi jika robek maka tidak akan dapat dipalpasi). Letak kalkuli yang menyebabkan sumbatan pada urethra dapat dideteksi dengan melewatkan kateter ke dalam saluran urethralis. Pada anjing jantan adanya urolith dapat diketahui jika kateter yang dimasukkan lewat urethra, tidak dapat mencapai vesica urinaria.





Pemeriksaan Radiografi 
Pemeriksaan ini sangat membantu dalam mendiagnosa terhadap anjing yang diduga menderita urolithiasis, karena dapat memberikan gambar yang sangat jelas tentang ada tidaknya urolith dan lokasi dari urolith tersebut di saluran urinaria (Anonim a, 2004). Persiapan pasien yang memadai guna pemeriksaan radiografi sangat penting untuk pengamatan terhadap adanya kalkuli dan lesi pada traktus urinearius. Urolith kecil sering tidak kelihatan, atau dapat terjadi kesalahan dalam interpretasi jika persiapan pasien tidak memadai. Untuk mengetahui adanya kalkuli pada ginjal paling baik hewan diletakkan dalam posisi ventrodorsal, sedangkan untuk mengetahui kalkuli di dalam vesica urinaria dan urethra sebaiknya dalam posisi mediolateral.
Pemeriksaan Ultrasonografi 
Ultrasonografi (USG) merupakan teknik yang dapat dipergunakan untuk menentukan ukuran ginjal dan mengevaluasi saluran-saluran pengumpul urine. Ginjal yang kecil biasanya menunjukkan penyakit ginjal kronis, meskipun ukuran ginjal dapat tidak berkurang pada beberapa proses menahun yang lazim.. USG juga bermanfaat dalam evaluasi kegagalan ginjal akut (Woodley et al, 1995). Dalam pemeriksaan ini, adanya urolith dalam vesica urinaria juga dapat diketahui. Tujuan utama kajian radiografi atau ultrasonografi adalah untuk menentukan jumlah kepadatan dan bentuk urolith. Radiografi dan ultrasonografi merupakan teknik penting untuk mendeteksi kemungkinan adanya abnormalitas dalam traktus urinarius.
Urinalisis 
Urinalisis pada anjing sangat bermanfaat untuk menentukan jenis urolith sehingga dapat dilakukan pencegahan dan terapi yang optimal. Pemeriksaan sedimen urine tersebut dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya hematuria, pyuria, proteinuria, bakteri dan untuk menentukan jenis kristal yang mungkin ditemukan. Keberadaannya tergantung pada derajad iritasi dan kerusakan yang ditimbulkan oleh urolith dan adanya infeksi di dalam traktus urinearius.
Disamping derajat iritasi dan kerusakan yang ditimbulkan, adanya infeksi sering dapat diidentifikasi dari bau ammonia urine yang sangat menyengat dibanding bau urine normal. Dehidrasi menyebabkan peningkatan osmolalitas urine karena lebih banyak air yang direabsorpsi kembali masuk ke kapiler peritubulus. Hidrasi berlebihan menyebabkan penurunan osmolalitas urine (Corwin, 2000). PH  urine bervariasi dan dapat memberikan petunjuk tentang jenis urolith. Urolith struvite terdapat pada urine yang basa, sedangkan urolith calcium oxalate pada  urine yang asam (Osborne, 1999).
Identifikasi dan interpretasi kristal urine sangat penting untuk merumuskan prosedur pengobatan yang harus dilakukan dalam menangani urolith. Dalam menginterpetasi keberadaan kristaluria harus berhati-hati karena pembentukan kristal secara signifikan dipengaruhi oleh beberapa variable baik secara invitro atau invivo. Variabel in vivo meliputi kadar unsure kristal dalam urine, pH urine, tingkat kelarutan unsur kristal di dalam urine, dan pengobatan yang diberikan, sedangkan variable in vitro meliputi temperature, evaporasi, pH dan teknik persiapan specimen (Osborne, 1999).

PENGOBATAN
Ada dua pengobatan utama untuk mengobati urolithiasis poleh calcium oxalate pada anjing diantaranya
1) Penghapusan non-bedah dengan urohydropropulsion,.
 Urolith-urolith kecil dapat dihapus non-operasi dalam beberapa kasus oleh urohydropropulsion. Dalam istilah sederhana,  urolith vesica urinaria yang memerah keluar dari  menggunakan teknik khusus kateter. Hal ini hanya mungkin bila  urolith sangat kecil. Dalam beberapa kasus, prosedur ini dapat dilakukan dengan anjing yang mengalami kasus ringan dengan penambahan anestesi umum.
2) Operasi pengangkatan
Operasi pengangkatan umumnya direkomendasikan dalam kasus dimana  urolith- urolith vesica urinaria yang terlalu besar tidak dapat dikeluarkan. Pembedahan diindikasikan jika pengobatan diet tidak berhasil dalam menghilangkan  urolith.








DAFTAR PUSTAKA

Dolinsek,Dana. Calcium oxalate urolithiasis in the canine.Surgical Management and Preventative Strategies. Can Vet J 2004;45:607–609
Doreen M. Houston, Andrew E.P. Moore.2009. Canine and feline urolithiasis: Examination of over 50 000 urolith submissions to the Canadian Veterinary Urolith Centre from 1998 to 2008. Canadian Veterinary Urolith Centre (CVUC) in Guelph, Ontario, Canada. Can Vet J 2009;50:1263–1268
Doreen M. Houston, Andrew E.P. Moore, Michael G. Favrin, Brent Hoff.2004. Canine urolithiasis: A look at over 16 000 urolith submissions to the Canadian Veterinary Urolith Centre from February 1998 to April 2003. Canadian Veterinary Urolith Centre (CVUC) in Guelph, Ontario, Canada.Can Vet J Volume 45
E. Furrow, E.E. Patterson, P.J. Armstrong, C.A. Osborne, and J.P. Lulich.2015.Fasting Urinary Calcium-to-Creatinine and Oxalate-to-Creatinine Ratios in Dogs with Calcium Oxalate Urolithiasis and Breed-Matched Controls.Department of Veterinary Clinical Sciences, College of Veterinary Medicine, University of Minnesota.
Jeanne Barsanti.2008. Canine urolithiasis. University of Georgia, Athens, GA
Mariyani.2009. KASUS UROLITIASIS PADA ANJING DAN KUCING.Fakultas Kedokteran Hewan; Intitus Pertanian Bogor
Markwell, Peter J..2000.Nutritional management of canine urolithiasis.WALTHAM Focus; Vol:10;No 1
Ramdhany, Dhany Nugraha., Kustiyo, Aziz., Handharyani, Ekowati., Buono, Agus. 2012. Diagnosa Gangguan Sistem Urinari Pada Anjing dan Kucing Menggunakan VFT 5. Bogor.  Institut Pertanian Bogor





Tidak ada komentar:

Posting Komentar