Minggu, 13 Desember 2015

GANGGUAN METABOLISME HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA

GANGGUAN METABOLISME
HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA

Gangguan metabolisme adalah kelainan medis yang mempengaruhi produksi energi di dalam sel. Pada umumnya gangguan metabolisme diakibatkan oleh kelainan genetik sehingga enzim yang berperan dalam proses metabolisme sel hilang atau rusak. Selain itu dapat juga yang diakibatkan oleh makanan, toksin, infeksi dan lain-lain (Sanofi, 2013).
Kalsium merupakan unsur penting untuk kekuatan tulang dan gigi dan terdapat banyak pada dedaun atau kacang-kacangan. Pemberian vitamin D juga akan sangat membantu dalam penyerapan kalsium. Sedangkan  untuk pemenuhan vitamin dan mineral, sangat mudah untuk dipenuhi oleh  pakan yang berasal dari macam-macam dedaunan. Kalsium adalah mineral yang amat penting bagi manusia atau hewan, antara lain bagi  metabolisme tubuh, penghubung antar saraf, kerja jantung, dan pergerakan otot (Yulia, 2010). Kalsium sangat mempengaruhi permeabilitas di dalam tubuh. Misalnya penurunan kadar kalsium diluar sel akan menyebabkan peningkatan permeabilitas dan eksitasibilitas membran sel tersebut. Kalsium juga berpengaruh dalam terhadap akitivitas neuromuskuler. Penurunan kadar kalsium akan meningkatkan kepekaan jaringan saraf dan dapat merangsang kontraksi otot (Sugiyanto, 2013).
Dalam mempertahankan kadar kalsium serum normal bergantung pada keseimbangan antara masukan dan pengeluaran kalsium dari aliran darah. Masukan utama kalsium ditentukan oleh jumlah kalsium yang dikonsumsi dan jumlah kalsium yang dimobilisasi dari timbunan pada tulang-tulang rangka. Pengeluaran kalsium terutama melalui pembuangan saluran cerna, deposisi/penimbunan kalsium pada mineral tulang dan melalui saluran kemih (Sugiyanto, 2013).
Homeostatis kalsium adalah proses untuk menarik kalsium dari sumber makanan dan untuk mengusahakan perubahan yang jelas dari konsentrasi kalsium dalam cairan ekstra sel. Pada salah satu gangguan metabolisme yang diakibatkan oleh kekurangan kadar kalsium (Hipokalsemia)  atau kelebihan kadar kalsium dalam darah (Hiperkalsemia) .
Hipokalsemia merupakan penyakit metabolisme yang terjadi saat melahirkan pada betina dewasa dengan gejala ketidakmampuan berdiri, kelemahan otot, kolaps dan depresi (Radostits et al, 2007). Hipokalsemia dapat berkembang menjadi mendadak kehilangan kalisum di kolostrum saat laktasi, sehingga menghasilkan perubahan luar biasa dari kemampuan sapi untuk menjaga kadar normal kalsium dalam darah. Milk fever adalah manifestasi klinik dari hipokalsemia dan terjadi pengurangan kandungan kalsium plasma pada sapi yang terkena. Sapi yang terkena biasanya terbaring dan tidak mampu berdiri (Risco, 2004).
Secara umum terjadi penekanan kadar ion kalisum dalam cairan jaringan yang merupakan kelemahan biokemis dasar pada parturient paresis dan berpengaruh pada jumlah cairan kalsium yang menimbulkan respon pada sapi secara cepat. Pada kondisi hipokalsemia jumlah total dan ion serum kalsium akan jatuh secara bersamaan. Hipokalsemia dapat lebih mudah menyerang ke sapi yang masih ada hubungan darah dari pada yang lainnya, perawatan penyakit dicegah agar tidak timbul saat terjadinya parturisi. Pewarisan penyakit pada kasus milk fever dan hipokalsemia dapat terserang secara signifikan (Radostis et al, 2007).
Hipokalsemia pernah dilaporkan terjadi pada sapi muda yang belum pernah beranak dan kambing (Cockcroft and Whiteley, 1999) dan penyakit yang sama pernah dtemukan pada kuda betina yang dikenal dengan nama lactation tetany yang biasanya terjadi selama laktasi dan setelah dalam perjalanan (Radostis et al, 2007). Hipokalsemia memilki efek negatif pada ekspulsi plasenta pada sapi yang belum pernah melahirkan (Seving et al, 2002). Hipokalsemia juga ditemukan pada sapi yang mengalami kasus koliform mastitis dan kemungkinan hipokalsemia meningkatkan gejala klinisnya (Morin, 2004).
Salah satu penyebab yang jarang terjadi dari hipokalsemia adalah yang berhubungan dengan estrus. Sapi-sapi mengalami kedinginan (terutama telinga, pemeriksaan suhu pada telinga sangat berguna dalam pemeriksaan fisik pada sapi perah), beberapa ada yang lemah (meskipun jarang ada yang sanggup berdiri sperti pada kasus milk fever clasic) dan beberapa mengalami kasus rumen yang mengalami kekembungan.
Hiperkalsemia merupakan meningkatnya penyerapan pada saluran pencernaan maupun karena meningkatnya asupan kalsium. Apabila hewan kelebihan mengkosumsi vitamin D dapat mempengaruhi konsentrasi kalsium darah, yaitu dengan meningkatkan penyerapan kalsium dari saluran pencernaan. Penyebab paling sering dari hiperkalsemia adalah hiperparatiroidisme, yaitu suatu keadaan dimana terjadi pengeluaran hormon paratiroid secara besar-besaran oleh satu atau lebih dari keempat kelenjar paratiroid.
Gejala paling awal dari hiperkalsemia biasanya adalah konstipasi, kehilangan nafsu makan, dan muntah. Ginjal mungkin secara abnormal akan menghasilkan air kemih dalam jumlah banyak.
Akibat pembentukkan air kemih yang berlebihan ini, cairan tubuh akan berkurang dan akan terjadi dehidrasi. Hiperkalsemia yang sangat berat sering menyebabkan gejala kelainan fungsi otak dan juga diikuti dengan irama jantung yang abnormal dan kematian.
Pada hewan penderita hiperkalsemia yang bersifat kronis (jangka lama) dapat terjadi batu ginjal atau kristal kalsium yang terbentuk di dalam ginjal yang kemudian menyebabkan kerusakan ginjal yang menetap. Mendiagnosa Hiperkalsemia biasanya dilakukan dengan pemeriksaan darah.
Untuk membantu menentukan penyebabnya, dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium dan rontgen. Pengobatan yang dapat dilakukan tergantung pada tingginya kadar kalsium darah dan penyebabnya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar